HARI RAYA KENAIKAN
TAHUN B
REFLEKSI INJIL MARKUS 16:15-20
RP. Patrisius Dua Witin, CP
Para ahli Kitab Suci cendrung bersepakat bahwa Injil hari ini merupakan bagian yang bukan asli dari Markus. Injil Markus sesungguhnya ditulis hanya sampai pada Markus 16:8 selanjutnya ayat 9-20 merupakan tambahan kemudian dan ini terlihat jelas dari perbedaan gaya bahasa dengan asli tulisan Markus. Selain itu, bagian ini tidak ditemukan dalam manuskrip tertua, padahal Injil Markus justru yang paling awal ditulis sekaligus menjadi referensi bagi penginjil lainnya. Meskipun beberapa ahli Kitab berpendapat demikian tetapi bagi orang Katolik, potongan Injil ini penting karena menjadi bacaan utama dalam liturgi suci, Hari Raya Kenaikan. Terjemahan modern seperti NRSV (New Revised Standard Version) dan NAB (New American Bible) menempatkan teks ini pada porsinya dengan catatan-catatan yang panjang. Konsili Trente (1546) akhirnya memasukan ayat-ayat ini dalam Kanon Katolik. Selain itu, Leksionaris Katolik Roma justru menempatkan teks Mark 16:15-20 pada Hari Raya Kenaikan tahun B. Oleh karena itu, berkenaan dengan hari Raya Kenaikan, kita mendalami teks ini untuk memperkaya hidup iman kita.
Saya akan memulai dengan istilah Yunani εὐαγγέλιον (euangelion) yang akrab digunakan dalam kalangan orang Kristen
adalah “kabar baik”. Secara etimologis Istilah
kabar baik sejajar dengan kata “Injil”.
Jadi Injil adalah Kabar Baik. Yesus membuka kata-katanya dalam
injil hari ini dengan kalimat “PERGILAH
KE SELURUH DUNIA, BERITAKANLAH INJIL” (Mark, 16:15). Selain perintah ini
ditujuhkan kepada para Rasul, teks ini kemudian dipakai sebagai pedoman utama
para misionaris untuk pergi ke seluruh dunia, memberitakan Injil kepada segala
makhluk. Jika kita paralelkan dengan Injil Matius 28:16-20 maka ada beberapa
point penting yang akan menjadi catatan utama kita adalah
1.
Pergi
dan menjadikan semua bangsa murid-Ku. Maksudnya bahwa para Rasul dan Misionaris
pergi dan mengajar kepada semua orang agar mereka bertobat, percaya, dan menjadi pengikut Kristus karena Yesus
Kristus adalah Juruselamat bagi semua orang berdosa. Inilah yang disebut dengan
“Kabar Baik” yang harus disampaikan kepada semua orang. Tidak cukup para
misionaris memusatkan perhatian pada peningkatan moral, mengajarkan cara
berpakaian, cara bertani, dan cara memproduksi hasil, peningkatan sanitasi dan
kesehatan. Barangkali kombinasi Altar dan Pasar sangat ideal untuk dimungkinkan
tetapi kemudian misionaris bisa
tenggelam dalam hiruk pikuk pasar modal. Seratus Tahun lalu Ensiklik Maksimum
Ilud oleh paus Benediktus XV telah memberi signal peringatan agar Misionaris
tidak jatuh pada hal sama.
2.
Pergi
untuk membaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Membaptis bukan hanya
secara simbolis dalam tata cara perbaptisan (liturgia) tetapi membuat manusia
menjadi baru. Manusia dikuduskan dalam sebuah kehidupan yang baru. Pakaian lama
dibuang dengan mengenakan pakaian baru yang menjadi simbol pengesahan menjadi
Murid Kristus.
3.
Para
Rasul dan Misionaris pergi mengajar
tentang Kerajaan Allah, tentang pelayanan Kristus, tentang Roh Kudus, tentang
Kerajaan Surga, bukan mengajar membaca dan menulis, Geografi, Matematika, Tata
Bahasa Inggris, PPKN dan lain-lain.
Seorang teman baik menyampaikan persoalannya
kepada saya bahwa saya berharap para imam menyampaikan khotbah Hari Minggu
bukan dengan menyampaikan kemarahan kepada umat sepanjang khotbah melainkan
menyampaikan kabar gembira kepada umat. Umat
kembali dari gereja bukan penuh
dengan kekecewaan melainkan pulang dengan penuh sukacita. Barangkali ini
menjadi sebuah permenungan panjang bagi sang misionaris untuk mengisi khotbah
dengan pesan pesan Injil bukan pesan pesan di luar Kitab Suci. Pertanyaannya:
Apakah saya telah melaksanakan perintah Yesus supaya menjadikan semua orang
menjadi Murid-Ku? Atau lebih banyak menggiring orang untuk keluar dari Ajaran
Yesus terutama mengarahkan mereka ke pasar dan bukan ke Altar? Pernahkah saya
berpikir untuk membaptis dan membimbing orang agar sungguh-sungguh menjadi manusia baru? Atau
hanya sekedar mengadakan ritual secara simbolis? Apakah selama ini, saya
mengajar tentang Yesus kepada umat atau
saya lebih senang mengajar hal-hal yang bersifat profan? Injil hari ini menyoroti refleksi seorang misionaris dalam
janji imamatnya untuk mengajar, menguduskan, dan memberi kesaksian.
BERTOBATLAH DAN PERCAYALAH PADA INJIL
Inspiratif Pater. Salam dari Pangkalpinang
BalasHapusTerimakasih banyak atas kunjungannya ke ruang ini. Salam dari Paroki Kotenwalang.
BalasHapus