Iklan

Kamis, 16 Mei 2024

ALIRAN AIR HIDUP

 

REFLEKSI

Hari Raya Vigili Pentakosta Tahun B

Injil Yohanes 7:37-39

RP Patrisius Dua Witin, CP

 

Perayaan Vigili Pentakosta kurang mendapat perhatian dari Umat, karena semua diarahkan pada hari Raya Pentakosta. Baiklah dalam refleksi kali ini, kami mencoba membuat refleksi dari Injil perayaan Vigili Pentakosta Tahun B sehingga bagi umat yang mengikuti Hari Raya Vigili Pentakosta mengambil bagian dalam refleksi ini.

Semoga bermanfaat.

 

Pentakosta senantiasa mengingatkan kita pada peristiwa heroik yang dialami oleh para rasul ketika Roh Kudus turun di atas mereka dalam bentuk gemuru angin dan lida-lida api bertaburan di atas kepala mereka. Pada saat yang sama mereka juga mampu berbicara dalam berbagai bahasa (Kis 2:1-11).  Inilah bacaan wajib yang harus dibacakan pada hari raya Pentakosta. Tentu tidak ada salahnya jika saya mengarahkan perhatiaan kita pada Injil Vigili Pentakosta yang secara resmi termuat dalam rubrik Liturgi kita.

Yesus membuka kalimatnya dalam Injil hari ini berbunyi demikian “Barang siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum” (Yoh, 7:37). Seorang ahli Kitab suci mengatakan bahwa kalimat ini layak digarisbawahi dengan tinta emas karena kata-kata Yesus berisi undangan untuk datang kepadanya agar minum pada sumber air yang mengalirkan kehidupan. Sebagaimana Dia mengatakan dirinya sebagai Roti Hidup (Yoh 6: 35,48,52) demikian juga Ia mengatakan diri-Nya sebagai Air Hidup. Orang akan merasakan, ketenangan, kedamaian, kesejukan, lepas bebas dari beban-beban hidup ketika mendengarkan firman ini.

Kata-kata sakral yang diucapkan oleh Yesus di atas bertepatan dengan hari terakhir perayaan Hari raya Pondok Daun (ay 37).  Hari Raya Pondok Daun juga disebut dengan festival syukur panen. Mungkin disamakan juga seperti hari raya Gawai Adat Suku Dayak di Kalimantan (upacara makan padi baru), mungkin juga seperti orang Lamaholot membuat ritual “rekan taang wuung, atau juga seperti orang Lamalera pada ritual Leva setiap tanggal 1 Mei.  Dua sejarahwan Yahudi terkenal yaitu Josephus mengatakan bahwa Hari raya Pondok Daun adalah hari raya Paling Suci, terbesar dan Sakral di Israel dan Alfred Enderheim menulis bahwa Hari Raya Pondok Daun adalah Hari Raya yang paling menggembirakan di Israel. Banyak ulasan tentang perayaan ini bahkan ditulis serinci mungkin mengenai tata cara perayaan Pondok Daun tetapi bagi kita, cukuplah mengetahui beberapa hal  penting saja yang dapat membantu kita untuk merenungkan firman Tuhan hari ini.

Hari Raya Pondok Daun dirayakan selama 7 hari berturut-turut dan semua penduduk asli Israel harus keluar dari rumahnya dan tinggal di pondok-pondok selama 7 hari. Dengan demikian mengingatkan kepada semua generasi Israel tentang pengalaman bagaimana TUHAN membawa nenek moyangnya keluar dari Mesir dan tinggal di pondok-pondok selama 40 tahun. Simbol utama dalam perayaan ini adalah air untuk mengingatkan generasi Israel bahwa TUHAN telah memberi mereka air yang  keluar dari batu wadas selama mengembara di padang gurun selama 40 tahun. Pada hari terakhir bertepatan dengan tata ritual yakni air diambil dari kolam siloam dengan kendi emas oleh para imam dan dihantar ke bait Allah, Yesus tampil memukau dengan kalimat-Nya:  “Barang siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum” (bdk Yoh 4:10.13-14). Ritualisasi dalam konteks Perjanjian Lama kini diubah oleh Yesus sebagai penggenapan Perjanjian Baru dalam diri-Nya yakni sebagai sumber air hidup. Air tidak lagi mengalir keluar dari dalam batu-batu wadas (PL) melainkan air keluar dari hati Yesus  yang akan memberikan kehidupan kekal (PB).  Yang dimaksudkan oleh Yesus adalah Roh yang akan diterima oleh semua orang yang percaya pada-Nya (ay. 39).

Roh Kudus tidak hanya berefek heroik sebagaimana yang dialami oleh para rasul ketika Roh Kudus menaungi mereka. Roh Kudus tentu mengalir seperti air hidup yang memberikan kesejukan, kedamaian, keamanan, dan ketenangan bagi semua orang yang percaya pada-Nya. Kita telah menerima Roh Kudus tentu akan mengalirkan air hidup yang sama kepada orang lain agar mereka juga mendapatkan kesejukan, ketenangan dan kedamaian. Pernahkah saya datang kepada Yesus untuk menimbah air hidup? Pernakah saya mengalirkan air hidup kepada sesama sebagaimana Yesus mengalirkan air hidup dari hati-Nya untuk keselamatan semua orang? Ataukah saya mengalirkan air kotor, air limbah, air busuk  yang dapat menimbulkan sakit dan penyakit pada orang lain?

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar