Tercatat dengan baik, bapak Melchias Mekeng, anggota DPRI dua kali menginjakan kakinya di Kotenwalang.
Tanah Kotenwalang selama ini dinobatkan sebagai wilayah terisolir,
terpinggirkan dan boleh dibilang
orang akan enggan ditempatkan di sana
karena tak ada tranportasi jalan yang baik, tak ada listrik dan tak ada signal.
Akses ekonomi sangat tertutup sehingga harga barang tentumelambung tinggi
barang susah didapatkan karena akses jalan sangat parah. Sudah 73 tahun
Indonesia merdeka dan baru kali ini seorang anggota DPR RI datang ke tempat
kami, kata seorang ketua adat di Kotenwalang. Bapak Mekeng seorang yang rendah
hati dan cepat terharu dengan situasi
masyarakat yang hidupnya jauh tertinggal dengan daerah lainnya.
Kedatangannya membawah berkat besar bagi kehidupan masyarakat Kotenwalang yakni
akses jalan sekarang sedang dikerjakan, listrik masuk ke kampung dan signal pun
mulai muncul meskipun tidak menyeluruh yakni baru satu kampung yang mendapat
layanan telkomsel. Tentu semua ini mengalir dari kebijakan bapak Presiden kita
yang tercinta Ir. Haji. Joko Wododo.
Gereja, Umat Allah yang Mandiri dan Misioner Sambil Memikul Salib. (Mandiri dan Misioner tanpa memikul Salib bukan bagian dari kemuridan Kristus)
Kamis, 06 Desember 2018
HUT PGRI SMP NEGERI 2 TANJUNG BUNGA DIRAYAKAN DENGAN EKARISTI KUDUS
Banyak
orang mengatakan gudang ilmu ada pada guru, apakah gudang itu penuh, setengah
penuh, atau tidak berisi banyak orang tak tahu tetapi yang pasti bahwa ia (guru) selalu berada di depan kelas
untuk membagikan ilmunya kepada anak-anak sekolah. Tugas utama guru yang paling berat adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang selaras dengan amanat UUD 1945.
Setelah
Kota Nagasaki dan Hirosima di bom, dan Jepang kalah dalam perang dunia II, Kaiser
Jepang bertanya:“ada berapa guru yang masih hidup”. Beliau tidak bertanya ada
berapa tentara yang masih hidup, karena masa depan sebuah negara maju ada pada pundak guru dan bukan pada tentara. Dengan
demikian guru diberi apresiasi yang luar biasa. Di Malaysia, guru diberi gaji
lebih tinggi dari pegawai lainnya. Di Indonesia di gelar sebagai pahlawan tanpa
tanda jasa bahkan sekarang 20% APBN dialokasikan pada bidang pendidikan. Karena itu ketika
dirayakan Hari Guru (HUT PGRI), siswa
siwi SMP Negeri 2 Tanjung Bunga memberikan apresiasi kepada gurunya dengan memberikan Bunga dan Kado.
Perayaan
HUT PGRI kali ini disertai dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh
RP. Makarius Dala Koli, CP sedangkan
homili dibawakan Oleh RP. Patrisius Dua Witin, CP dengan tema
“Kebijaksanaan akan melahirkan engkau, dan Kepandaian akan menjaga engkau”(Amsal: 2:11). Guru tidak hanya pandai
mengajar tetapi juga bijak dalam mengelolah
program-progran pendidikan seperti mengolah 4 R yakni: “Olah RAGA, Olah RASIO,
Olah RASA, dan Olah ROH. Raganya harus Sehat, Otaknyapun Sehat, Humanioranya
sehat dan Jiwanya juga harus sehat. Perayaan
Ekaristi diakhiri dengan pemberkatan
semua gedung termasuk rumah-rumah guru diberkati agar semua penghuni senantiasa
hidup rukun dan damai dalam mengelolah lembaga pendidikan SMP Negeri 2 Tanjung
di Kotenwalang. Kemudian acara makan
bersama dan hiburan dikemas
dengan baik oleh masing-masing wali kelas serta dengan pembagian hadiah kejuaraan antar kelas.
Jumat, 08 Juni 2018
KONSULTOR JENDERAL KONGREGASI PASIONIS MENJENGUK PAROKI KOTENWALANG
Suatu kebanggaan dan kegembiraan besar
bagi umat Paroki Kotenwalang
ketika menyambut kedatangan pastor Konsultor Jenderal Kongregasi
Pasionis Pater Mikhael Ogweno, CP yang
datang dari Roma, Italia. Pater Mikhael Ogweno berasal dari Botswana Afrika
yang terpilih menjadi konsultor jenderal Kongregasi Pasionis. Ia datang ke Kotenwalang bukan hanya sekedar
rekreasi tetapi lebih penting dari itu adalah kunjungan persaudaraan antar sesama anggota Kongregasi Pasionis. Kunjungan
ini karena dua orang saudaranya se Kongregasi
Pasionis bekerja sebagai tim pastor di Paroki Kotenwalang yakni Pater
Patrisius Dua Witin, CP dan Pater Makarius Dala Koli, CP. Beliau dihantar oleh sesama imam-imam Pasionis yang
bekerja di Flores yakni Pater Antonius Janga, CP kunsultor Provinsi Pasionis
Indonesia(REPAC), Pater Yosep Pedhu,
CP dosen Atmajaya, Pater Kamilus Ndona, CP Pastor Paroki Jawa Kisah Keuskupan
Ende, Pastor Benyamin Serani, CP Superior Biara Santu Paulus Dari Salib Nilo plus
tujuh orang calon anggota Pasionis yang akan dikirim ke Batu Malang.
Para kelake lewo menyambut kedatangan pater Konsultor jenderal dengan
tata cara adat istiadat Kotenwalang. Koda knalang, suguhan siri pinang, koli
tembakau, dan towe loge diberikan kepada pater Mikhael sebagai bentuk
penghargaan terhadap seorang tamu. Malam Hari dilanjutkan dengan suguhan makan
rengki kepada para tamu.
Hari berikutnya pater Konsultor Jenderal mengunjungi stasi Basira dan
stasi Tone sekaligus melihat Tanjung Horung yang direncanakan untuk membangun
sesuatu di sana. Sore hari ada misa bersama seluruh umat yang dipimpin oleh
Pater Kamilus, CP, Kotbah dibawakan oleh Pater Tony, CP Pembaptisan 5 orang
anak oleh Pater Konsultor Jenderal. Setelah misa acara makan bersama umat dan
kemudian dilanjutkan dengan dolo-dolo bersama pater Mikhael. Bahagia rasanya
aku berada di sini demikian ungkap pater Mikhael.......Sayonara sampai jumpa.
Rabu, 16 Mei 2018
KOTENWALANG PAROKI TERBARU DI KEUSKUPAN LARANTUKA
Keuskupan Larantuka yang sedang digembalakan oleh sang gembala Agung Mgr. Fransiskus Kopong Kung Pr membuka sebuah paroki baru di Ujung Timur pulau Flores. Kotenwalang begitulah nama paroki baru yang merupakan paroki terjauh yang memang sulit dijangkau dengan kendaran laut maupun darat. Nama Kotenwalang adalan gabungan dari dua nama tempat yaitu KOTEN DAN WALANG. Koten yang sekarang menjadi pusat paroki dan Walang yang sekarang menjadi Basira, desa Patisirawalang. Jadi Kotenwalang memiliki sebuah arti baru dalam terjemahan lurus bahasa Lamaholot “kepala yang berlumpur”. Bayangkan saja seorang manusia yang berkepala lumpur tentu tidak menarik perhatian banyak orang. Dan memang begitulah situasi dan keadaan di Kotenwalang. Jika anda mau ke Kotenwalang pada musim hujan anda bersiap-siap akan terjun dalam lumpur dan risikonya adalah “KEPALAMU BERLUMPUR”(kotenwalang).Rupa Kotenwalang seperti itulah yang tidak menarik perhatian banyak orang. Kotenwalang termasuk dalam wilayah pinggiran, terisolir bahkan hampir tidak termasuk dalam hitungan bidikan pemerintah daerah. Orang Nagi, Larantuka kota menjuluki orang Kotenwalang “orang luar tanjo”.
Meskipun demikian nama Kotenwalang menjadi indah dan manarik dalam sejarah sebuah paroki yang baru.Paroki Kontenwalang menempati urutan ke 49 dalam Keuskupan Larantuka dengan nama pelindung parokinya: SANTU PAULUS DARI SALIB. Santu Paulus Dari Salib adalah pendiri Kongregasi Pasionis yang sekarang paroki baru tersebut di percayakan Mgr. Fransiskus Kopong Kung Pr kepada Kongregasi Pasionis. Orang Kotenwalang sebelumnya menginduk pada Paroki Riangkemie selama 25 Tahun dan kemudian menginduk pada paroki Waiklibang selama 51 Tahun. Jadi mereka harus menanti selama 76 tahun untuk menjadi sebuah paroki yang baru. Tanggal 05 September 2015 RP. Patrisius Dua Witin, CP datang ke Waiklibang untuk bekerja bersama dengan team pastor paroki Waiklibang yaitu RD. Gabriel Tobi Wolor dan RD. David Doni mempersiapkan berdirinya paroki Kotenwalang. Tanggal 20 Oktober 2016 bapak Uskup Larantuka datang untuk meresmikan berdirinya Paroki Kotenwalang sekaligus melantik pastor paroki perdana RP. Patrisius Dua Witin, CP. Luapan kegembiaraan dan rasa haru menyelimuti umat Paroki baru karena pelayanan gereja semakin dekat ketimbang paroki lama yang harus melewati jalan yang paling sulit di wilayah ini. “GEREJA SUDAH MULAI, KAPAN PEMERINTAH?
PEMBANGUNAN JALAN MENUJU KOTENWALANG SEBUAH LITANI JANJI YANG BELUM FINAL
Janji untuk membangun jalan menuju Kotenwalang, sebuah tempat yang
letaknya di ujung Timur Pulau Flores seringkali dimanfaatkan oleh para kandidat
calon legislatif maupun calon eksekutif menjelang pemilu.Koar-koar tentang
pembangunan Jalan menuju Kotenwalang yang keluar dari mulut para kandidat
dianggap sebagai iklan yang paling sakti untuk meraup suara. Anggapan tentang
keluguan, kebodohan dan keterbelakangan dilabelkan kepada masyarakat
Kotenwalang dengan julukan “Belakang gunung, Luar Tanjung”
dijadikan lahan empuk bagi para kandidat untuk mengiklankan diri sebagai
pahlawan atas mereka. Hal ini terbukti dengan para pahlawan yang telah dan
sedang berdiri tanpa memiliki jasa apapun
terhadap wilayah Kotenwalang. Pada akhirnya janji tentang pembangunan Jalan
menuju Kontenwalang tetap menjadi sebuah litani janji yang tak berujung.
Bapak Herman Kara, pjs Bupati Kabupaten Flores Timur menebarkan berita
kepada masyarakat Kotenwalang dalam kunjungan perdananya di Waiklibang bahwa
ada sekitar 35 Milyard disedikan untuk
pembangunan jalan menuju Tone, wilayah Kotenwalang. Janji itu kemudian
diperkuat lagi oleh bapak Melchias Mekeng anggota DPR RI. Janji pembangunan
jalan menuju Tonedibenamkan karena anggaran sebesar itu dibagi-bagi sehingga hanya
terealisasi sampai Biara Trapisst Lamanabi. Sementara itu kondisi jalan menuju
Kotenwalang semakin parah. Tak lama kemudian datanglah bapak Melchias Mekeng ke
Koten untuk menjawabi janji kepada masyarakat untuk mengunjungi masyarakat di
sana. Dalam kunjungannya ke Kotenwalang, berjanjilah beliau kepada masyarakat
untuk dana pembangunan jalan menuju Kotenwalang. Janji itu kemudian hendak
direalisasikan 7 Km. Pengukuran 7 Km dari titik nol simpang Lamanabi belum sampai juga ke Kotenwalang. Ruas
jalanan yang paling parah pun belum terlewati artinya pembangunan jalan
sepanjang 7 Km belum menjawabi persoalan yang ada di Kotenwalang.
Datanglah janji terkini yang keluar dari mulut Bapak Wakil Bupati Larantuka, kepada bapak kepala desa
Latonliwo dan Pastor Paroki Kotenwalang, RP. Patrisius Dua Witin, CPdi ruang
kerjanya bahwa pengerjaan jalan menuju
Kotenwalang tidak hanya 7 Km melainkan dikerjakan sampai desa Latonliwo. Alasannya
bisa dipahami karena alokasi dana sebesar 17 milyard sementara anggaran per km, 1,2 Milyard,
ungkap bapak dari Binamarga.Janji ini dianggap final dari segala janji karena
dikatakan di hadapan kami dan kepala Binamarga kabupaten Flores Timur. Jika
janji ini terwujud maka Bapak Wakil Bupati Flores Timur akan menjadi pahlawan
atas janji-janji itu. Jika tidak maka,
PEMBANGUNAN JALAN MENUJU KOTENWALANG HANYA SEBUAH LITANI JANJI YANG TAK AKAN
FINAL.
Langganan:
Postingan (Atom)