Iklan

Sabtu, 28 Juni 2025

TUHAN, SANG KEBENARAN ADA DI PIHAK KITA

 

INSPIRASI RENUNGAN

HARI RAYA SANTU PETRUS DAN PAULUS

MINGGU 29 JUNI 2025 TAHUN C

Bacaan: Kis. 12:1-11, 2Tim. 4:6-8.17-18, Mat.16:13-19

RP. Patrisius Dua Witin, CP



Saya membagi inspirasi renungan kali ini atas tiga bagian penting yaitu pertama mengenal sosok Petrus dan Paulus,  kedua  mengulas tema renungan dengan  inspirasi tiga bacaan hari ini, dan ketiga renungan singkat  berdasarkan tema yang ditawarkan. Semoga ini bermanfaat.

 

1.      Sosok Petrus dan Paulus

Salah satu perayaan besar yang tak terlewati dalam lingkaran tahun Liturgi Gereja adalah “Hari Raya Santu Petrus dan Paulus”. Awal renungan ini, saya kira terlebih dahulu kita mengenal kedua sosok penting ini agar pemahaman kita akan lebih jelas tentang siapa itu Petrus dan Paulus. Petrus seorang nelayan sederhana yang setiap hari berada di pantai untuk mengurus pukat, dan menjala ikan. Ia mengenal Yesus ketika memenuhi perintah Yesus untuk menebarkan jala di tempat yang paling dalam. Di sana, ia menemukan hal baru bahwa di tempat yang dalam memang banyak ikan. Sejak itu, Yesus mengubah arah hidup Petrus yakni dari penjala ikan menjadi “penjala manusia”.  Sedangkan Paulus adalah orang Farisi yang terpelajar, seorang anti Kristus. Kemungkinan besar, Paulus mempelajari Filsafat Yunani dan ini terbaca dengan jelas dalam surat-suratnya. 

Dua nama besar ini, tidak di asing di telinga kita karena keduanya menjadi tokoh penting yang pernah hidup bersama Kristus. Selagi Gereja ini masih kokoh berdiri, kedua sosok ini akan tetap menjadi tokoh kunci bahkan menjadi ikon  dalam pewartaan kebenaran Injil. Keduanya memiliki karakter dan peran yang berbeda dan juga sama-sama kontroversial yakni Petrus pernah menyangkal Yesus tiga kali dan Paulus yang sebelumnya Saulus telah memburu dan membunuh para pengikut Kristus. Tuhan menggunakan kelemahan mereka untuk mengangkat keduanya menjadi orang militan untuk membela Kristus. Keduanya sama-sama mati di Roma sebagai Martir yaitu Petrus disalibkan dengan kepala ke bawah dan di atas kuburnya dibangun Basilika Santu Petrus dan kubur itu persis di atas altar Basilika. Paulus di bawah keluar Kota Roma yang sekarang disebut ”Tre Fontane” (tiga air mancur)  dan di sana Paulus dipenggal kepalanya. Di atas makamnya dibangun Basilika Santu Paulus di luar tembok Kota Roma. Petrus digambarkan dengan sosok yang sedang memegang kunci sedangkan Paulus digambarkan dengan sosok yang sedang memegang Kitab Suci. Petrus memegang kunci karena diangkat oleh Yesus sebagai kepala para rasul, dan kepala Gereja pertama, menjadi paus pertama dalam Gereja Katolik, dan beliau memimpin Konsili Pertama di Yerusalem untuk membicarakan persoalan sunat dan tidak sunat. Paulus memegang Kitab Suci menggambarkan kehebatannya dalam berkhotbah di tengah orang-orang non Yahudi terutama menghadapi para  filsuf Yunani pada waktu itu.

2.      Tuhan, Sang Kebenaran Ada Di Pihak Kita

Tiga bacaan hari ini mengulas dengan baik sebagian kecil dari peran penting kedua tokoh besar ini yakni Petrus dan Paulus yang saya simpulkan selaras dengan judul tema renungan di atas adalah “Tuhan Sang Kebenaran  Ada Di Pihak Kita”.  Dalam bacaan pertama (Kis. 12:1-11), Herodes tidak hanya mengambil peran dalam menghukum mati Yesus Kristus tetapi juga berperan untuk menangkap dan memenjarakan Petrus. Usaha ini gagal berkat doa  para jemaat sehingga Allah turun tangan melalui seorang Malaikat untuk membebaskan Petrus dari dalam penjara yang dijaga ketat oleh banyak prajurit. Tuhan sebagai sang Kebenaran sejati akan selalu berpihak pada Petrus.  Dalam Bacaan kedua (2Tim. 4:6-8.17-18) Paulus mendefinisikan penderitaannya dengan sukacita. Penderitaan dianggap seperti sebuah pertandingan dan dia telah mencapai garis akhir karena itu ia pantas mendapat makhota kebenaran. Paulus yakin bahwa Tuhan, sang kebenaran sejati akan menolongnya dari setiap usaha kejahatan ibarat ia terlepas dari mulut Singa. Injil Matius (Mat. 16:13-19) berisi pernyataan iman Petrus tentang siapakah Yesus yaitu “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Jawaban  Petrus di luar dugaan karena itu Yesus menyimpulkan bahwa jawaban Petrus adalah jawaban kehendak Bapa di Surga. Oleh karena itu, Petrus pantas diangkat menjadi kepala para rasul dan berhak memegang kunci Kerajaan Surga. Tidak hanya kunci Kerajaan Surga tetapi juga kunci kepemimpinan Gereja karena di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku. Otoritas Gereja yakni dimulai dengan Petrus sebagai paus pertama dan menyusul paus yang lain tidak akan pernah salah dalam mengajarkan kebenaran.

3.      Renungan

Saudara/saudari yang terkasih.

Anda dan saya tidak akan bermimpi untuk menjadi seorang sehebat kedua tokoh di atas tetapi barangkali kedua tokoh ini menjadi inspirasi besar bagi seorang pewarta Sabda. Injil harus diberitakan dan kebenaran harus ditegakkan. Anda dan saya memiliki tugas yang sama untuk memberitakan Injil dan menegakkan kebenaran. Kebanyakan mereka yang bekerja di lapangan terutama para agen pastoral yang bekerja di paroki-paroki tentu mengalami banyak penderitaan dan tantangan. Tuhan, Sang Kebenaran Sejati menjadi kunci bagi setiap orang karena Dia akan menolong dan membantu kita untuk keluar dari segala bentuk kejahatan.

Tentu ada banyak kelemahan yang ada pada kita, tetapi Tuhan selalu memakai kelemahan itu untuk mengubah seseorang untuk menjadi teman seperjalanan dalam mewartakan Injil dan menegakkan kebenaran. Membohongi sesama apalagi membohongi Tuhan dalam segala bentuk perbuatan jahat akan menuai malapetaka dalam hidup dan bukan makhota kebenaran. Perjuangan untuk tetap setia dan konsisten mewartakan Injil dan menegakkan Keadilan adalah keharusan dari setiap pengikut Kristus bahkan mereka berjuang sampai mati (martiria). Petrus dan Paulus telah melewati perjuangan ini dan mereka telah mencapai garis akhir untuk mendapat makhota kemuliaan di Surga. Apakah anda telah melewati perjuangan ini dan anda telah selamat dan keluar dari kesulitan? Jika demikian maka “Tuhan, Sang Kebenaran ada di pihak kita”.  Tuhan memberkati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar