HARI RAYA SANTU PETRUS DAN PAULUS
MINGGU 29 JUNI 2025 TAHUN C
Bacaan: Kis. 12:1-11, 2Tim. 4:6-8.17-18, Mat.16:13-19
RP. Patrisius Dua Witin, CP
Saya membagi inspirasi renungan kali ini atas tiga bagian penting yaitu pertama mengenal sosok Petrus dan Paulus, kedua mengulas tema renungan dengan inspirasi tiga bacaan hari ini, dan ketiga renungan singkat berdasarkan tema yang ditawarkan. Semoga ini bermanfaat.
1.
Sosok Petrus dan Paulus
Salah satu perayaan besar yang tak terlewati dalam
lingkaran tahun Liturgi Gereja adalah “Hari Raya Santu Petrus dan Paulus”. Awal
renungan ini, saya kira terlebih dahulu kita mengenal kedua sosok penting ini agar
pemahaman kita akan lebih jelas tentang siapa itu Petrus dan Paulus. Petrus
seorang nelayan sederhana yang setiap hari berada di pantai untuk mengurus
pukat, dan menjala ikan. Ia mengenal Yesus ketika memenuhi perintah Yesus untuk
menebarkan jala di tempat yang paling dalam. Di sana, ia menemukan hal baru
bahwa di tempat yang dalam memang banyak ikan. Sejak itu, Yesus mengubah arah
hidup Petrus yakni dari penjala ikan menjadi “penjala manusia”. Sedangkan Paulus adalah orang Farisi yang
terpelajar, seorang anti Kristus. Kemungkinan besar, Paulus mempelajari
Filsafat Yunani dan ini terbaca dengan jelas dalam surat-suratnya.
Dua nama besar ini, tidak di asing di telinga kita
karena keduanya menjadi tokoh penting yang pernah hidup bersama Kristus. Selagi
Gereja ini masih kokoh berdiri, kedua sosok ini akan tetap menjadi tokoh kunci
bahkan menjadi ikon dalam pewartaan
kebenaran Injil. Keduanya memiliki karakter dan peran yang berbeda dan juga
sama-sama kontroversial yakni Petrus pernah menyangkal Yesus tiga kali dan
Paulus yang sebelumnya Saulus telah memburu dan membunuh para pengikut Kristus.
Tuhan menggunakan kelemahan mereka untuk mengangkat keduanya menjadi orang
militan untuk membela Kristus. Keduanya sama-sama mati di Roma sebagai Martir
yaitu Petrus disalibkan dengan kepala ke bawah dan di atas kuburnya dibangun
Basilika Santu Petrus dan kubur itu persis di atas altar Basilika. Paulus di
bawah keluar Kota Roma yang sekarang disebut ”Tre Fontane” (tiga air mancur) dan di sana Paulus dipenggal kepalanya. Di
atas makamnya dibangun Basilika Santu Paulus di luar tembok Kota Roma. Petrus
digambarkan dengan sosok yang sedang memegang kunci sedangkan Paulus
digambarkan dengan sosok yang sedang memegang Kitab Suci. Petrus memegang kunci
karena diangkat oleh Yesus sebagai kepala para rasul, dan kepala Gereja
pertama, menjadi paus pertama dalam Gereja Katolik, dan beliau memimpin Konsili
Pertama di Yerusalem untuk membicarakan persoalan sunat dan tidak sunat. Paulus
memegang Kitab Suci menggambarkan kehebatannya dalam berkhotbah di tengah
orang-orang non Yahudi terutama menghadapi para
filsuf Yunani pada waktu itu.
2.
Tuhan, Sang Kebenaran Ada Di Pihak Kita
Tiga bacaan hari ini mengulas dengan baik sebagian
kecil dari peran penting kedua tokoh besar ini yakni Petrus dan Paulus yang
saya simpulkan selaras dengan judul tema renungan di atas adalah “Tuhan Sang
Kebenaran Ada Di Pihak Kita”. Dalam bacaan pertama (Kis. 12:1-11), Herodes
tidak hanya mengambil peran dalam menghukum mati Yesus Kristus tetapi juga
berperan untuk menangkap dan memenjarakan Petrus. Usaha ini gagal berkat
doa para jemaat sehingga Allah turun
tangan melalui seorang Malaikat untuk membebaskan Petrus dari dalam penjara
yang dijaga ketat oleh banyak prajurit. Tuhan sebagai sang Kebenaran sejati
akan selalu berpihak pada Petrus. Dalam
Bacaan kedua (2Tim. 4:6-8.17-18) Paulus mendefinisikan penderitaannya dengan
sukacita. Penderitaan dianggap seperti sebuah pertandingan dan dia telah
mencapai garis akhir karena itu ia pantas mendapat makhota kebenaran. Paulus
yakin bahwa Tuhan, sang kebenaran sejati akan menolongnya dari setiap usaha
kejahatan ibarat ia terlepas dari mulut Singa. Injil Matius (Mat. 16:13-19)
berisi pernyataan iman Petrus tentang siapakah Yesus yaitu “Engkau adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup”. Jawaban
Petrus di luar dugaan karena itu Yesus menyimpulkan bahwa jawaban Petrus
adalah jawaban kehendak Bapa di Surga. Oleh karena itu, Petrus pantas diangkat
menjadi kepala para rasul dan berhak memegang kunci Kerajaan Surga. Tidak hanya
kunci Kerajaan Surga tetapi juga kunci kepemimpinan Gereja karena di atas batu
karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku. Otoritas Gereja yakni dimulai dengan
Petrus sebagai paus pertama dan menyusul paus yang lain tidak akan pernah salah
dalam mengajarkan kebenaran.
3.
Renungan
Saudara/saudari yang terkasih.
Anda dan saya tidak akan bermimpi untuk
menjadi seorang sehebat kedua tokoh di atas tetapi barangkali kedua tokoh ini
menjadi inspirasi besar bagi seorang pewarta Sabda. Injil harus diberitakan dan
kebenaran harus ditegakkan. Anda dan saya memiliki tugas yang sama untuk
memberitakan Injil dan menegakkan kebenaran. Kebanyakan mereka yang bekerja di
lapangan terutama para agen pastoral yang bekerja di paroki-paroki tentu
mengalami banyak penderitaan dan tantangan. Tuhan, Sang Kebenaran Sejati
menjadi kunci bagi setiap orang karena Dia akan menolong dan membantu kita
untuk keluar dari segala bentuk kejahatan.
Tentu ada banyak kelemahan yang ada pada
kita, tetapi Tuhan selalu memakai kelemahan itu untuk mengubah seseorang untuk
menjadi teman seperjalanan dalam mewartakan Injil dan menegakkan kebenaran.
Membohongi sesama apalagi membohongi Tuhan dalam segala bentuk perbuatan jahat
akan menuai malapetaka dalam hidup dan bukan makhota kebenaran. Perjuangan
untuk tetap setia dan konsisten mewartakan Injil dan menegakkan Keadilan adalah
keharusan dari setiap pengikut Kristus bahkan mereka berjuang sampai mati
(martiria). Petrus dan Paulus telah melewati perjuangan ini dan mereka telah
mencapai garis akhir untuk mendapat makhota kemuliaan di Surga. Apakah anda
telah melewati perjuangan ini dan anda telah selamat dan keluar dari kesulitan?
Jika demikian maka “Tuhan, Sang Kebenaran ada di pihak kita”. Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar