Kamis, 06 Desember 2018

MARKUS MELCHIAS MEKENG, ANGGOTA DPR RI, PAHLAWAN PEMBANGUNAN DI KOTENWALANG


Tercatat dengan baik, bapak Melchias Mekeng, anggota DPRI  dua kali menginjakan kakinya di Kotenwalang. Tanah Kotenwalang selama ini dinobatkan sebagai wilayah terisolir, terpinggirkan  dan boleh dibilang orang  akan enggan ditempatkan di sana karena tak ada tranportasi jalan yang baik, tak ada listrik dan tak ada signal. Akses ekonomi sangat tertutup sehingga harga barang tentumelambung tinggi barang susah didapatkan karena akses jalan sangat parah. Sudah 73 tahun Indonesia merdeka dan baru kali ini seorang anggota DPR RI datang ke tempat kami, kata seorang ketua adat di Kotenwalang. Bapak Mekeng seorang yang rendah hati dan cepat terharu dengan situasi  masyarakat yang hidupnya jauh tertinggal dengan daerah lainnya. Kedatangannya membawah berkat besar bagi kehidupan masyarakat Kotenwalang yakni akses jalan sekarang sedang dikerjakan, listrik masuk ke kampung dan signal pun mulai muncul meskipun tidak menyeluruh yakni baru satu kampung yang mendapat layanan telkomsel. Tentu semua ini mengalir dari kebijakan bapak Presiden kita yang tercinta Ir. Haji. Joko Wododo.
Bagaimanapun juga bapak Melchias Mekeng tentu akan dinobatkan sebagai pahlawan pembangunan di Wilayah Kotenwalang.

HUT PGRI SMP NEGERI 2 TANJUNG BUNGA DIRAYAKAN DENGAN EKARISTI KUDUS


Banyak orang mengatakan gudang ilmu ada pada guru, apakah gudang itu penuh, setengah penuh, atau tidak berisi banyak orang tak tahu tetapi yang pasti bahwa ia  (guru) selalu berada di depan kelas untuk membagikan ilmunya kepada anak-anak sekolah. Tugas  utama guru yang paling berat adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang selaras dengan amanat UUD 1945.
Setelah Kota Nagasaki dan Hirosima di bom, dan  Jepang kalah dalam perang dunia II, Kaiser Jepang bertanya:“ada berapa guru yang masih hidup”. Beliau tidak bertanya ada berapa tentara yang masih hidup, karena masa depan  sebuah negara maju  ada pada pundak guru dan bukan pada tentara. Dengan demikian guru diberi apresiasi yang luar biasa. Di Malaysia, guru diberi gaji lebih tinggi dari pegawai lainnya. Di Indonesia di gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa bahkan sekarang 20% APBN dialokasikan pada  bidang pendidikan. Karena itu ketika dirayakan Hari Guru (HUT PGRI),  siswa siwi SMP Negeri 2 Tanjung Bunga memberikan apresiasi kepada  gurunya dengan memberikan  Bunga dan Kado.

Perayaan HUT PGRI kali ini disertai dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh RP. Makarius Dala Koli, CP sedangkan  homili dibawakan Oleh RP. Patrisius Dua Witin, CP dengan tema “Kebijaksanaan akan melahirkan engkau, dan Kepandaian akan menjaga engkau”(Amsal: 2:11). Guru tidak hanya pandai mengajar tetapi juga bijak dalam  mengelolah program-progran pendidikan seperti mengolah 4 R yakni: “Olah RAGA, Olah RASIO, Olah RASA, dan Olah ROH. Raganya harus Sehat, Otaknyapun Sehat, Humanioranya sehat dan Jiwanya juga harus sehat.  Perayaan Ekaristi diakhiri dengan  pemberkatan semua gedung termasuk rumah-rumah guru diberkati agar semua penghuni senantiasa hidup rukun dan damai dalam mengelolah lembaga pendidikan SMP Negeri 2 Tanjung di Kotenwalang. Kemudian acara makan  bersama dan hiburan dikemas  dengan baik oleh masing-masing wali kelas serta dengan pembagian  hadiah kejuaraan antar kelas.