Kamis, 08 Oktober 2020

YUBILEUM 300 TAHUN KONGREGASI PASIONIS

SIAPAKAH SANTU PAULUS DARI SALIB? 

Bagian Pertama

Oleh : Patrisius Dua Witin, CP


  Paroki Kotenwalang berdiri dengan mendedikasikan dirinya di bawah naungan orang Kudus Santu Paulus dari Salib. Persoalannya, siapakah Santu Paulus dari Salib dan mengapa paroki ini memilih Santu Paulus dari Salib sebagai pelindungnya. Dua pokok persoalan ini yang membuka wawasan kita untuk mengenal siapa sebenarnya Santu Paulus dari Salib. Berkenaan dengan perayaan Yubileum 300 Tahun Kongregasi Pasionis maka secara bertahap kami memperkenalkan siapa sebenarnya Santu Paulus dari Salib pendiri Kongregasi Pasionis.

1.       Kelahiran

Santu Paulus dari Salib adalah pendiri Kongregasi Biarawan (Pastor dan Bruder Pasionis), Biarawati (Rubiah Passionis), dan Awam Pasionis.  Lahir di Ovada, Italia pada tanggal 03 Januari 1694 dari pasangan Lukas Danei dan Annamaria Massari. Keluarga Danei cukup kaya dengan memiliki perusahan tenunan dan tali. Akibat pertentangan politik terus menerus antara Piemonte, Lombardia dan Genova,  ekonomi keluarga Danei runtuh sehingga mereka terpaksa berdagang pun harus berpidah-pindah seperti kata orang  Lamaholot, “orang papalele”. Meskipun demikian ibunya Annamaria Massari selalu memberikan ajaran iman Katolik kepada anak-anaknya. Tentang menjadi apakah anak ini nanti (Paulus Danei),  Annamaria Massari telah menyadari intuisi rohani sejak dalam kandungannya. Atas dasar intuisi itu, ibunya selalu mengajarkan Paulus untuk mencinta Sengsara Yesus dan menjalani doa dan lakutapa sesuai dengan para pertapa kuno di padang gurun pada waktu itu.

Tahun 1701 keluarga Danei pindah ke Kremolino dan di sana mereka berkenalan dengan Girolamo Pallavicini, seorang bangsawan dan bekerjasama dalam perusahan Lukas Danei. Dan di sinilah Paulus Danei mendapat kesempatan untuk belajar pada pastor-pastor Karmelit dan kemudian meneruskan studinya di Genova selama 5 tahun tetapi Paulus tanpa hentinya membantu bekerja di perusahan ayahnya.

2.       Menjadi Prajurit

Antara tahun 1713 dan 1714, ketika itu Paulus Danei berumur sekitar 20 tahun, dia mengalami perubahan rohani yang  mendalam maka ia mengambil keputusan untuk mengadakan pengakuan dosa dan menyerahkan diri secara utuh demi pelayanan Allah  dan Gereja.  Tindakan  nyata yang pertama sebagai konsekuensi keputusannya adalah menjadi Prajurit angkatan Venezia yang sedang disiapkan untuk berperang  melawan Turki.  Paulus bermaksud masuk dalam angkatan ini sebagai sukarelawan tanpa menerima g