Oleh
Patrisius Dua Witin, CP
Waktu terus berputar
tanpa kompromi
Tak ada tanda
tanda sayup di kejauhan
Harap cemas
menanti,
menanti janji kedatanganmu
Apakah engkau datang
dari arah Timur
Ataukah dari
arah Barat
Sulit
memutuskan, karena aku berada
Di persimpangan
Jalan
Aku tetap
setia menantimu
Menanti di jalan
yang engkau janjikan
Tapi apakah
engkau menepati janjimu
Ataukah engkau
mengulur-ulur janjimu
Lalu muncullah
seorang kakek tua dari arah Timur
Apakah dia
yang dijanjikan itu
Ataukah masih
ada orang lain
Ya kakek tua
berjalan terus
Aku terus
menanti orang yang datang dari arah Barat
Aku terus menanti
sampai larut malam
Tapi tak ada
seorangpun muncul dari arah Barat
Aku mulai sadar
bahwa yang dijanjikan sudah lewat
Dialah sang
kakek tua itu.
Ternyata hatiku
masih berada dipersimpangan jalan
Untuk menanti
kedatanganMu
DIA TELAH
DATANG KETIKA HATIKU MASIH BERADA DI PERSIMPANGAN JALAN
AKU KEHILANGAN
AKAN JANJI KESELAMATAN YANG DATANG DARI PADANYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar