Jumat, 25 September 2015

DEMAM PESTA SAMBUT BARU

Oleh: Patrisius Dua Witin, CP


Sambut Baru adalah pesta iman. Tuhan sebagai penyelenggara  pesta sekaligus menjadi korban dalam pesta. “INILAH TUBUHKU YANG DISERAHKAN BAGIMU. INILAH DARAHKU YANG DITUMPAHKAN BAGIMU. Totalitas pengorbanan dalam pesta Tuhan ditujukan bagi semua orang terutama kepada anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama (Sambut Baru). Pengorbanan ini semata-mata hanya karena belaskasih Allah kepada kita, manusia yang lemah dan rapuh ini. Tuhan menyelenggarakan pesta perjamuan  makan dan minum untuk hidup yang kekal. Imam sebagai "Altar Kristus" membuat acara ritual pesta ini. Semua orang diundang kepada  perjamuan Tuhan.
Pesta yang sesungguhnya adalah pesta iman kemudian dibelokan pada pesta Jasmani lebih daripada pesta iman. Akhirnya muncul demam pesta sambut Baru jasmani dengan mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Deman pesta sambut baru terutama terjadi di daratan pulau Flores, Solor, Adonara dan Lembata. Para pastor dengan berbagai cara untuk menghindari bahkan meringankan biaya pesta Sambut baru belum terjawab. Masyarakat sudah terbiasa dengan deman pesta Sambut Baru.
Mengandaikan satu paroki ada 600 anak menerima Komuni Pertama, maka pesta jasmani Sambut Baru itu diperkirakan biaya pengeluaran setiap anak paling rendah Rp. 5.000.000,- tentu total keseluruhan biaya sekitar tiga milyard dihabiskan hanya untuk pesta pora dan mabuk-mabukan. Sungguh suatu pemborosan. Perhitungan di atas baru terjadi pada dua dua paroki belum terjadi di paroki-paroki lain.
Masyarakat Flores, Adonara, Solor dan Lembata tergolong masyarakat rata-rata di bawah standar pendapatan perkapita tapi jika pesta Sambut Baru tiba, semuanya menjadi kaya raya. Anak-anak  sesungguhnya sangat polos dan mereka tak punya pikiran tentang besarnya babi yang akan dipotong kemudian  dinodahi dengan sikap gensi orang tua sebagai penyelenggara pesta jasmani Sambut Baru. Persoalannya: Kapankah sikap gensi sebagai penyelenggara Pesta akan lenyap di tanah Flores, Solor, Adonara dan Lembata? Pesta Iman janganlah dilecehkan dengan pesta Jasmani yang penuh dengan pesta pora dan kemabukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar