ILE MANDIRI, LARANTUKA |
Kadar
keterbelakangan orang “belakang gunung” dapat dipertangungjawabkan dengan keadaan
infrastruktur khususnya tranportasi darat yang tidak memadai di sekitar
kepala burung pulau Flores. Misalnya
wilayah Koten Walang dan sekitarnya
masih memilih alternative transportasi laut yang memakan waktu 4-5 jam
untuk mencapai kota Reinha, Larantuka.
Persoalannya: Apa yang baik datang dari Belakang Gunung?
Menurut
seorang tetua di Lewerang, Larantuka (orang depan gunung) bahwa pada zaman
dahulu orang Tanjung Bunga yang nota bene orang Belakang gunung memberi makan
kepada orang Kampung Lewerang dengan beras. Hal ini mau menunjukkan bahwa pada
periode tertentu pada zaman dahulu sudah
ada kemajuan di wilayah kepala burung
pulau Flores. Sayang bahwa kemajuan ini kemudian sangat lambat dilirik oleh
pemerintah sebagai sumber pendapatan.
Anggapan
belakang gunung tetap menjadi belakang sampai saat ini. Akankah ada perubahan
di wilayah belakang gunung? Masih dalam sebuah proses panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar