Oleh: Patrisius Dua Witin, CP
Sambut
Baru adalah pesta iman. Tuhan sebagai penyelenggara pesta sekaligus menjadi korban dalam
pesta. “INILAH TUBUHKU YANG DISERAHKAN BAGIMU. INILAH DARAHKU YANG DITUMPAHKAN
BAGIMU. Totalitas pengorbanan dalam pesta Tuhan ditujukan bagi semua orang terutama kepada
anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama (Sambut Baru). Pengorbanan ini
semata-mata hanya karena belaskasih Allah kepada kita, manusia yang lemah dan rapuh
ini. Tuhan menyelenggarakan pesta perjamuan makan
dan minum untuk hidup yang kekal. Imam sebagai "Altar Kristus" membuat acara
ritual pesta ini. Semua orang diundang kepada perjamuan Tuhan.
Pesta
yang sesungguhnya adalah pesta iman kemudian dibelokan pada pesta Jasmani
lebih daripada pesta iman. Akhirnya muncul demam pesta sambut Baru jasmani
dengan mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Deman pesta sambut baru terutama terjadi
di daratan pulau Flores, Solor, Adonara dan Lembata. Para pastor dengan
berbagai cara untuk menghindari bahkan meringankan biaya pesta Sambut baru belum
terjawab. Masyarakat sudah terbiasa dengan deman pesta Sambut Baru.
Mengandaikan satu paroki ada 600 anak menerima Komuni Pertama, maka pesta jasmani Sambut Baru itu
diperkirakan biaya pengeluaran setiap anak paling rendah Rp. 5.000.000,- tentu total keseluruhan biaya sekitar tiga milyard dihabiskan hanya untuk pesta pora
dan mabuk-mabukan. Sungguh suatu pemborosan. Perhitungan di atas baru terjadi
pada dua dua paroki belum terjadi di paroki-paroki lain.
Masyarakat
Flores, Adonara, Solor dan Lembata tergolong masyarakat rata-rata di bawah standar pendapatan perkapita tapi jika pesta
Sambut Baru tiba, semuanya menjadi kaya raya. Anak-anak sesungguhnya sangat polos dan mereka tak punya pikiran
tentang besarnya babi yang akan dipotong kemudian dinodahi dengan sikap gensi
orang tua sebagai penyelenggara pesta jasmani Sambut Baru. Persoalannya:
Kapankah sikap gensi sebagai penyelenggara Pesta akan lenyap di tanah Flores,
Solor, Adonara dan Lembata? Pesta Iman janganlah dilecehkan dengan pesta
Jasmani yang penuh dengan pesta pora dan kemabukan.