Iklan

Sabtu, 07 Maret 2020

SERAH TERIMA JABATAN KEPALA SEKOLAH DASAR DI GUGUS KOPONG DEI, KOTENWALANG.


Hari ini tanggal 6 Maret 2020 terjadi serah terima jabatan Sekolah di lingkungan Sekolah Dasar Gugus Kopong Dei, Kotenwalang bertempat di  SDK Kotenwalang. Serah terimah jabatan ini dilaksanakan secara serempak yakni: Bapak Pius Lewar Kepala Sekolah SDK Nubuntawa menyerahkan jabatan  kepala Sekolah kepada Bapak Paulus Bela Kolin sebagai pejabat baru. Kedua, bapak Karolus Dagang Koten kepala Sekolah SDN Latoliwo, Basira menyerahkan jabatan kepala sekolah kepada bapak Pius Lewar sebagai pejabat baru. Ketiga, Bapa Paulus Bela Kolin kepala sekolah SDI Lewokoli menyerahkan jabatan kepala  Sekolah kepada bapak Karolus Dagang Koten sebagai Pejabat yang baru.  Sangat disesalkan  Bapak Wilhelmus Witak Padung  kepala sekolah SDK Kotenwalang tidak hadir untuk menyerahkan jabatan kepala sekolah kepada bapak Laus Kelen sebagai pejabat yang baru. Oleh karena itu jabatan kepala Sekolah SDK Kotenwalang gagal serah terima jabatan.
  Ini hanya rolling jabatan di sekitar Gugus Kopong Dei sebagai penyegaran jabatan di antara mereka. Janganlah berharap banyak  tentang kepala Sekolah baru yang akan datang dari luar untuk mengabdi di Wilayah Kotenwalang karena medan kerja yang sangat sulit dan diperlukan penyesuaian bertahun-tahun dan itu kalau mereka mampu bertahan. Tercatat 5 rombongan sekolah besar hanya memiliki 11 PNS  dengan rincian. SDI Lewokoli kepala sekolah ditambah satu guru PNS, SDK Kotenwalang, kepala sekolah tambah satu PNS, Kolotobo, kepala sekolah ditambah 2 guru PNS, Basira, kepala sekolah  tambah satu guru PNS, Tone, kepala sekolah tambah satu guru PNS. Dengan kondisi real seperti ini maka kita tidak berharap banyak tentang mutu pendidikan yang di wilayah ini. Oleh karena itu, janganlah heran jika NTT menjadi propinsi yang mutu pendidikan terjelek karena menempati urutan terakhir dari semua propinsi di Indonesia. Bagaimanapun juga kita memberi apresiasi bagi para kepala sekolah tersebut di atas karena sudah bertahun-tahun mereka telah mengabdikan dirinya di Kotenwalang yang nota bene, tempat terpencil yang  tak mungkin disukai banyak orang.