Iklan

Tampilkan postingan dengan label Stasi Koten. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Stasi Koten. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 April 2020

CORONAVIRUS COVID 19 UNTUK MENYATAKAN KEMULIAAN TUHAN


Hari ini tanggal 29 Maret 2020 merupakan moment pertama terjadi dalam hidup saya sebagai imam yakni merayakan misa di gereja paroki tanpa umat dengan alasan  virus Corona (Covid 19) menyerang seluruh dunia. Virus yang menyebar melalui kontak fisik ini telah memakan korban hampir mencapai jutaan orang di seluruh dunia. Negara sehebat Amerika yang dikatakan super power dunia tertunduk lesu menghadapi covid 19. China dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia telah pulih meskipun Wuhan sebagai tempat pertama munculnya coronavirus. Israel yang disebut-sebut sebagai bangsa pilihan Allah tak punya kuasa untuk menahan lajunya virus ini. Uni Eropah yang tergabung dalam  Negara-negara maju dengan ilmu dan teknologi tinggi harus betekuk lutut di hadapan coronavirus covid 19.
                Manusia hanyalah salah satu bagian kecil dari kosmos ini yang tidak harus bangga dengan  kemampuan yang  dilengkapi oleh Tuhan, seolah-olah  dia di atas segala-segalanya.  Coronavirus  covid 19 sesungguhnya mau membungkang kecongkakan manusia dalam menggagungkan intelektualnya dalam berbagai bidang. Yesus bilang  "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." (Yoh 11:4). Seluruh dunia harus bertobat atas semua kecongkakan itu untuk melawan coronavirus covid 19 dan betekuk lutut di hadapan Tuhan. "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
(Matius 4:10)

Selasa, 11 Februari 2020

LEMBAH DULI, LUMBUNG PADI ORANG KOTEN

Tiga sampai empat  tahun yang lalu, Lembah Duli masih di pandang sebelah mata oleh para petani Koten. Lahan Sawah tada hujan hanya dikerjakan beberapa orang secara manual. Mereka harus bergulat dengan dengan lalang, cangkul,  lumpur,dan  babi hutan ditambah lagi dengan bejalan kaki dari Koten berjam-jam baru tibadi Lembah Duli.  Hasilnya tidak memuaskan. Sekarang, transportasi jalan darat  sedikit  lebih mudah dan pengerjaan lahan sawah menggunakan mesin maka,  para petani mulai beralih dari pertanian tradisional menuju pertanian modern. Hampir setiap hari masyarakat Koten dan Aran Sina berlombah-lombah menuju Duli untuk mengerjakan sawah tada hujan. Tahun ini, geliat para petani menuju Lembah Duli sangat luar biasa sampai lahan lembah Duli tak ada lagi tertidur pulas. Akes Jalan sesungguhnya mempermudah banyak hal dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu, Jika pihak Pemerintah membuka akes jalan yang baik untuk masyarakat akan membuka banyak peluang usaha bagi Masyarakat. Masyarakat Kotenwalang masih mengimpian kelanjutan pembangunan jalan menuju Basira karena sampai hari ini pembangunan jalan menuju kotenwalang berhenti di tengah jalan sebelum sampai ke Kotenwalang.