Hari
ini tanggal 29 Maret 2020 merupakan moment pertama terjadi dalam hidup saya
sebagai imam yakni merayakan misa di gereja paroki tanpa umat dengan
alasan virus Corona (Covid 19) menyerang
seluruh dunia. Virus yang menyebar melalui kontak fisik ini telah memakan
korban hampir mencapai jutaan orang di seluruh dunia. Negara sehebat Amerika
yang dikatakan super power dunia tertunduk lesu menghadapi covid 19. China
dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia telah pulih meskipun Wuhan sebagai
tempat pertama munculnya coronavirus. Israel yang disebut-sebut sebagai bangsa
pilihan Allah tak punya kuasa untuk menahan lajunya virus ini. Uni Eropah yang
tergabung dalam Negara-negara maju dengan
ilmu dan teknologi tinggi harus betekuk lutut di hadapan coronavirus covid 19.
Manusia hanyalah salah satu
bagian kecil dari kosmos ini yang tidak harus bangga dengan kemampuan yang dilengkapi oleh Tuhan, seolah-olah dia di atas segala-segalanya. Coronavirus
covid 19 sesungguhnya mau membungkang kecongkakan manusia dalam
menggagungkan intelektualnya dalam berbagai bidang. Yesus bilang "Penyakit itu tidak akan membawa
kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak
Allah akan dimuliakan." (Yoh 11:4).
Seluruh dunia harus bertobat atas semua kecongkakan itu untuk melawan
coronavirus covid 19 dan betekuk lutut di hadapan Tuhan. "Enyahlah, Iblis!
Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!"
(Matius 4:10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar