Iklan

Jumat, 27 Maret 2020

CORONA MATAHARI HANYA TERJADI DI LEWOKOLI


Adakah ramalan gerhana Matahari pada tanggal 26 Februari 2020 dari BMKG?  Semua berita di media tidak merilis kejadian ini. Tetapi  tanggal 26 Februari 2020 tepat pada hari RABU ABU umat Katolik  desa Aransina, Lewokoli, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, NTT menyaksikan peristiwa  gerhana Matahari dengan Corona yang sangat indah. Saat, tengah misa penerimaan abu  di kapela, beberapa umat yang duduk di luar kapela menyaksikan kejadian ini dan sempat mengambil gambarnya.  Anehnya bahwa gerhana ini hanya disaksikan oleh beberapa umat saja yang  duduk di luar kapel. Daerah  lain sekitarnya seperti Koten, Kolotobo, Basira, dan Tone tidak menangkap kejadian ini dan mungkin seluruh Indonesia bahkan hampir seluruh dunia tidak menyaksikan kejadian ini. Berita yang sama juga muncul corona Matahari di Vatikan di atas Basilika tapi apakah kejadian ini sama waktunya dengan di Lewokoli tadi. Perlu ada konfirmasi lebih lanjut.
Seminggu kemudian  berita heboh wabah Corona (covid 19) yang terjadi di China dan menyebar ke seluruh dunia. Covid 19 antara tulah dan berkat. Teknologi semakin hebat, semakin hebat juga virus-virus yang menyebar tanpa anti virus. Jika ada virus, pasti ada anti virus tapi virus yang satu ini bejalan tanpa anti virus.  Virus covid 19 bukan virus biasa karena dalam waktu singkat seluruh perangkat lunak yakni organ tubuh dan prangkat keras negara, fasilitas negara, ekonomi, relasi sosial-politik  hancur lebur. Benarkah dari alam dan juga karena kelengahan manusia seperti yang terjadi pada virus ebola, flu burung dan lain-lain? Bukankah virus komputer yang menghancurleburkan perangkat komputer juga buatan manusia sekaligus mereka membuat anti virusnya? Siapakah yang bisa membuat anti virusnya?  Yang bisa mengetahui hal ini hanya Tuhan. Tuhan  itu baik dan Dia pasti tidak mengendaki kejadian ini.
Tanda alam,  corona Matahari di Lewokoli mengingatkan saya bahwa pasti ada kejadian besar yang akan terjadi secara khusus bencana dunia. Dan itu benar terjadi dengan covid 19. Virus yang paling sadis di abad ini seperti senjata pembunuh massal.  Yang mampu berperang melawan Covid 19 adalah diri kita sendiri, bukan tentara atau dokter. Kita percaya pada Tuhan sebagai asal dan tujuan hidup kita.  Siapa yang membuat ukuran maka ukuran yang sama akan diukur padanya. Badai pasti akan berlalu tapi  Kasih  Setia Tuhan selamanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar