REFLEKSI
MINGGU PASKAH V
TAHUN B
28 April 2024
Injil Yohanes 15:1-8
Oleh: RP. Patrisius Dua Witin, CP
Barangkali terlebih dahulu, kita mencek salah
satu varian analogi kebun anggur dalam
Perjanjian Lama untuk membuka ruang pemahaman kita tentang tema yang dimaksudkan oleh Yesus hari ini. Yesaya,
5:1-7 adalah nyanyian tentang kebun
anggur dan yang dimaksudkan dengan kebun
anggur itu adalah Israel. TUHAN sebagai
pemilik kebun anggur itu. Jadi Kebun
anggur (Israel) adalah milik Tuhan yang dijaga dan dirawat dengan sempurna
sesuai dengan mekanisme dunia pertanian anggur. Sayang bahwa akhir dari proyek
besar ini yaitu Israel dijaga, dirawat, diberkati TUHAN, hanya menghasilkan
buah yang tidak baik. Seharusnya Israel menjadi umat pilihan-Nya menghasilkan
buah kebenaran, menjadi berkat bagi semua orang di bumi tetapi justru mereka
gagal menghasilkan buah yang terbaik.
Dengan latar belakang kegagalan ini, Yesus
menyatakan diri-Nya “Akulah Pokok Anggur Yang Benar” dan Bapa-Ku sebagai
pengelolah kebun anggur. Analogi kebun anggur yang dimainkan oleh Yesus dalam
perikop ini melampaui makna yakni Israel dan semua pendengar adalah ranting
pokok anggur yang akan menghasilkan buah. Mereka tidak lagi dianalogikan sebagai
kebun anggur yang tidak menghasilkan buah dalam Yesaya, 5:1-7 melainkan menjadi
ranting yang menghasilkan buah. “ Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Ranting menjadi bagian dari
pokok anggur tetap bersatu melekat erat bukan karena rekayasa genetik
seperti mencangkok, mengenten, okulasi, inseminasi, kloning atau sejenisnya. Jadi ranting benar-benar berasal dari pokok
anggur bukan sekedar tempelan.
Yohanes 15:1-8 berisi tentang pokok anggur yang benar adalah khotbah
terakhir Yesus di ruang tertutup sebagai amanat perpisahan dengan
murid-murid-Nya. Salah satu sumber mengatakan bahwa ini merupakan pidato Yesus
dalam upacara wusuda para rasul setelah sekian lama mereka mendapat pendidikan dan pengajaran
dari Yesus. Efektivitas kehidupan orang Kristiani untuk menghasilkan buah bukan seberapa besar anda mempelajari Alkitab
sampai mendapat gelar profesor, bukan pula seberapa lama dan seberapa banyak
anda berdoa di dalam Gereja, bukan seberapa hebat anda menguasai pokok-pokok
ajaran iman tetapi seberapa besar dan seberapa dalam anda tinggal di dalam Kristus.
Para rasul sudah sekian lama tinggal di dalam Kristus dan mereka telah dan akan terus
menghasilkan buah. Mereka pantas mendapat wisudah dari Yesus.
Banyak orang mengaku dirinya
sebagai orang Katolik, bahkan dalam pola hidup keseharian berlaku sebagai orang
Katolik fanatik, berlagak sombong seolah-olah mereka adalah satu-satunya ranting yang menghasilkan banyak buah tetapi sebenarnya mereka tidak percaya pada Kristus. Mereka
tidak berada di dalam Kristus dan Kristus berada di dalam mereka. Hidup Kristiani
hanya sebuah kamuflase untuk mendapat kemudahan-kemudahan dari Gereja. Istilah
Katolik KTP, Katolik Napas (Natal-Paskah), Katolik Administratip, menjadikan gereja tempat
untuk berjualan demi mengeruk keuntungan adalah fenomena terbalik dari metafora
yang sedang dimainkan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Mereka telah kehilangan
keselamatan seperti ranting-ranting kering yang sebentar lagi akan dipotong
kemudian dibakar di tempat sampah.
Pada akhirnya pertanyaan kita adalah seberapa banyak orang yang masih
tersisa di ruang tertutup itu. Yang pasti Yudas sudah tak ada lagi dalam acara
wisuda para rasul. Ruang-ruang terbuka terus menampilkan gegap gempita idelisme pertumbuhan
dan perkembangan komunitas iman. Tidak kurang dari itu rumusan-rumusan tujuan, visi,
dan misi bertebaran di setiap lembaga gereja. Adu program terbaik untuk
mewujudkan semua vision dan mision. Tetapi pada akhirnya seberapa banyak orang
Kistiani yang masih tersisa di ruang tertutup yang tinggal di dalam Yesus dan
menghasilkan buah? Dan seberapa banyak orang Kristiani yang diwisudahkan oleh
Yesus pada saat itu? Apakah Saya termasuk dalam daftar orang yang diwisudahkan
oleh Yesus?