Rabu, 24 April 2024

AKULAH POKOK ANGGUR YANG BENAR

 

REFLEKSI

MINGGU PASKAH V

TAHUN B

28 April 2024

Injil Yohanes 15:1-8 

Oleh: RP. Patrisius Dua Witin, CP

 

Yesus mengulang kembali metafora  versi lain dalam  Injil hari ini yang diawali dengan kata “Akulah” (ego eimi). Ini adalah potongan seri lain dari kata “Ego Eimi” yang sering digunakan oleh Yesus dalam perumpamaan-Nya  yaitu “Akulah Pokok Anggur Yang Benar”. Sangat berbeda dengan metafora Minggu lalu yaitu "Akulah Gembala Yang Baik".  Kata  “Akulah” bukan sekedar permainan kata dalam seri ini  tetapi Yesus ingin menunjukan bahwa Dia adalah Tuhan dan bukan Yesus historis seperti yang dipikirkan kebanyakan orang pada saat itu. Metafora  “Kebun anggur” lazim ditemukan dalam Perjanjian Lama kemudian Yesus menggunakannya sebagai penggenapan dan penyempurnaan pada metafora yang  sama. 

Barangkali terlebih dahulu, kita mencek salah satu varian analogi  kebun anggur dalam Perjanjian Lama untuk membuka ruang pemahaman kita tentang  tema yang dimaksudkan oleh Yesus hari ini. Yesaya, 5:1-7 adalah nyanyian  tentang kebun anggur  dan yang dimaksudkan dengan kebun anggur itu  adalah Israel. TUHAN sebagai pemilik kebun anggur itu.  Jadi Kebun anggur (Israel) adalah milik Tuhan yang dijaga dan dirawat dengan sempurna sesuai dengan mekanisme dunia pertanian anggur. Sayang bahwa akhir dari proyek besar ini yaitu Israel dijaga, dirawat, diberkati TUHAN, hanya menghasilkan buah yang tidak baik. Seharusnya Israel menjadi umat pilihan-Nya menghasilkan buah kebenaran, menjadi berkat bagi semua orang di bumi tetapi justru mereka gagal menghasilkan buah yang terbaik.

Dengan latar belakang kegagalan ini, Yesus menyatakan diri-Nya “Akulah Pokok Anggur Yang Benar” dan Bapa-Ku sebagai pengelolah kebun anggur. Analogi kebun anggur yang dimainkan oleh Yesus dalam perikop ini melampaui makna yakni Israel dan semua pendengar adalah ranting pokok anggur yang akan menghasilkan buah. Mereka tidak lagi dianalogikan sebagai kebun anggur yang tidak menghasilkan buah dalam Yesaya, 5:1-7 melainkan menjadi ranting yang menghasilkan buah. “ Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Ranting menjadi bagian dari pokok anggur tetap bersatu melekat erat bukan karena rekayasa genetik seperti mencangkok, mengenten, okulasi, inseminasi, kloning atau sejenisnya.  Jadi ranting benar-benar berasal dari pokok anggur bukan sekedar tempelan.

Yohanes 15:1-8 berisi tentang pokok anggur yang benar adalah khotbah terakhir Yesus di ruang tertutup sebagai amanat perpisahan dengan murid-murid-Nya. Salah satu sumber mengatakan bahwa ini merupakan pidato Yesus dalam upacara wusuda para rasul setelah sekian lama mereka mendapat pendidikan dan pengajaran dari Yesus. Efektivitas kehidupan orang Kristiani untuk menghasilkan buah  bukan seberapa besar anda mempelajari Alkitab sampai mendapat gelar profesor, bukan pula seberapa lama dan seberapa banyak anda berdoa di dalam Gereja, bukan seberapa hebat anda menguasai pokok-pokok ajaran iman tetapi seberapa besar dan seberapa dalam anda tinggal di dalam Kristus. Para rasul sudah sekian lama tinggal di dalam Kristus dan mereka telah dan akan terus menghasilkan buah. Mereka pantas mendapat wisudah dari Yesus.

Banyak orang mengaku dirinya sebagai orang Katolik, bahkan dalam pola hidup keseharian berlaku sebagai orang Katolik fanatik, berlagak sombong seolah-olah mereka adalah satu-satunya ranting yang menghasilkan banyak buah   tetapi sebenarnya mereka tidak percaya pada Kristus. Mereka tidak berada di dalam Kristus dan Kristus berada di dalam mereka. Hidup Kristiani hanya sebuah kamuflase untuk mendapat kemudahan-kemudahan dari Gereja. Istilah Katolik KTP, Katolik Napas (Natal-Paskah), Katolik Administratip, menjadikan gereja tempat untuk berjualan demi mengeruk keuntungan adalah fenomena terbalik dari metafora yang sedang dimainkan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Mereka telah kehilangan keselamatan seperti ranting-ranting kering yang sebentar lagi akan dipotong kemudian dibakar di tempat sampah.

Pada akhirnya pertanyaan  kita adalah seberapa banyak orang yang masih tersisa di ruang tertutup itu. Yang pasti Yudas sudah tak ada lagi dalam acara wisuda para rasul. Ruang-ruang terbuka terus menampilkan gegap gempita idelisme pertumbuhan dan perkembangan komunitas iman. Tidak kurang dari itu rumusan-rumusan tujuan, visi, dan misi bertebaran di setiap lembaga gereja. Adu program terbaik untuk mewujudkan semua vision dan mision. Tetapi pada akhirnya seberapa banyak orang Kistiani yang masih tersisa di ruang tertutup yang tinggal di dalam Yesus dan menghasilkan buah? Dan seberapa banyak orang Kristiani yang diwisudahkan oleh Yesus pada saat itu? Apakah Saya termasuk dalam daftar orang yang diwisudahkan oleh Yesus?