Keuskupan Larantuka
yang sedang digembalakan oleh sang gembala Agung Mgr. Fransiskus Kopong Kung Pr
membuka sebuah paroki baru di Ujung Timur pulau Flores. Kotenwalang begitulah
nama paroki baru yang merupakan paroki terjauh yang memang sulit dijangkau
dengan kendaran laut maupun darat. Nama
Kotenwalang adalan gabungan dari dua nama tempat yaitu KOTEN DAN WALANG. Koten
yang sekarang menjadi pusat paroki dan Walang yang sekarang menjadi Basira,
desa Patisirawalang. Jadi Kotenwalang memiliki sebuah arti baru dalam
terjemahan lurus bahasa Lamaholot “kepala
yang berlumpur”. Bayangkan saja seorang manusia yang berkepala lumpur
tentu tidak menarik perhatian banyak orang. Dan memang begitulah situasi dan
keadaan di Kotenwalang. Jika anda mau ke Kotenwalang pada musim hujan anda
bersiap-siap akan terjun dalam lumpur dan risikonya adalah “KEPALAMU BERLUMPUR”(kotenwalang).Rupa
Kotenwalang seperti itulah yang tidak menarik perhatian banyak orang.
Kotenwalang termasuk dalam wilayah pinggiran, terisolir bahkan hampir tidak
termasuk dalam hitungan bidikan pemerintah daerah. Orang Nagi, Larantuka kota
menjuluki orang Kotenwalang “orang
luar tanjo”.
Meskipun demikian
nama Kotenwalang menjadi indah dan
manarik dalam sejarah sebuah paroki yang baru.Paroki Kontenwalang menempati
urutan ke 49 dalam Keuskupan Larantuka dengan nama pelindung parokinya: SANTU PAULUS DARI SALIB. Santu Paulus Dari Salib adalah pendiri
Kongregasi Pasionis yang sekarang paroki baru tersebut di percayakan Mgr.
Fransiskus Kopong Kung Pr kepada Kongregasi Pasionis. Orang Kotenwalang sebelumnya menginduk pada Paroki Riangkemie
selama 25 Tahun dan kemudian menginduk pada paroki Waiklibang selama 51 Tahun.
Jadi mereka harus menanti selama 76 tahun untuk menjadi sebuah paroki yang
baru. Tanggal 05 September 2015 RP. Patrisius Dua Witin, CP datang ke
Waiklibang untuk bekerja bersama dengan team pastor paroki Waiklibang yaitu RD.
Gabriel Tobi Wolor dan RD. David Doni mempersiapkan berdirinya paroki Kotenwalang.
Tanggal 20 Oktober 2016 bapak Uskup Larantuka datang untuk meresmikan
berdirinya Paroki Kotenwalang sekaligus melantik pastor paroki perdana RP.
Patrisius Dua Witin, CP. Luapan kegembiaraan dan rasa haru menyelimuti umat
Paroki baru karena pelayanan gereja semakin dekat ketimbang paroki lama yang
harus melewati jalan yang paling sulit di wilayah ini. “GEREJA SUDAH MULAI,
KAPAN PEMERINTAH?