Mengatap
kembali “Koke Bale” merupakan kegiatan sekaligus upacara seremonial tahunan
bagi masyarakat adat desa Ratu Lodong, Kecamatan Waiklibang, Kabupaten Flores
Timur. Kegiatan ini merupakan tanggungjawab semua anak-laki, maka setiap anak
laki-laki dalam keluarga harus mengumpulkan Nuki (atap daun Lontar) sebanyak
lima batang untuk mengatap kembali rumah adat ini. Semuanya tergabung dalam
beberapa suku yakni kelompok suku kebelen yaitu Koten – Kelen, Hurint – Maran
dan kelompok suku lain yang disebut kelompok suku kle lema seperti Liwun,
sogen, lebunga, ritan dan lain-lain. Yang bertindak sebagai klake Lewo atau
disebut tuan tanah adalah kelompok suku Liwun.
Hari
ini tanggal 7 November 2015 merupakan
hari baek yang ditentukan oleh kelake Lewo untuk membuat upacara seremonial di
Kampung lama. Mereka bekerja secara gotong royong dengan pembagian tugas yang
sagat jelas sesuai dengan kelompok suku yang dipimpin oleh masing-masing kepala
suku. Dalam waktu singkat tidak lebih dari 2 jam pekerjan itu telah rampung.
Koke Bale adalah tempat untuk musyawara adat yang dipimpin oleh para kepala
suku. Di depan Koke bale ada “Nuba Nara”
untuk membuat upacara pemanggilan dan pemberian sesaji kepada para leluhur
suku. Mereka memberi nama Ama Ratu Lera
Wulan dan Ina nini Tana Ekan. Di depan
Nuba Nara, mereka memotong babi dan memecahkan telur ayam sebagai tanda dalam
upacara seremonial ini. Sang kepala memulai dengan koda knalan tentang riwayat
hidup para leluhur dan sejarah pelarian sampai para leluhur menempati tanah
Ratu Lodong yang sekarang menjadi nama desa mereka “Ratu Lodong”.