Desa
Koten, nama yang cukup asing bagi masyarakat Kabupaten Flores Timur. Bahkan
banyak orang tak pernah mendengar nama ini. Persoalan dasar yang sering
diajukan adalah ada apa dengan Koten? Koten nama sebuah kampong di Ujung Timur
Pulau Flores, tepatnya di bagian kepala burung Pulau Flores. Nama Koten dalam
bahasa daerah Lamaholot artinya Kepala. Karena letaknya di bagian kepala pulau
Flores maka layak menyandang nama Koten. Dia
ada di atas semua yang ada di Flores Timur. Nama Koten juga merupakan sebuah
nama suku besar yang ada di Flores Timur yang menempati urutan pertama. Koten
adalah suku Kebelen dan harus disebut pertama sebelum suku-suku yang lain.
Biasanya mereka menyebut “Koten-Kelen, Hurint – Maran. Empat suku yang tak
dapat disebut secara terpisah tetapi “KOTEN” harus disebut yang pertama dari
semuanya.
Persoalanya:
Jika Koten menempati urutan pertama sesuai dengan namanya, mengapa selama ini
pemerintah memandang sebelah mata sehingga Nama
Koten yang nota bene sebagai nama Kebelen ditelantarkan? Masyarakat terisolir dari dunia luar. Mereka
belum menikmati kemajuan yang berarti. Syukurlah pada masa pemerintahan bupati
Felix Fernandes, masyarakat dapat
menikmati dunia pendidikan setelah dibangun SMP Negeri 2 Waiklibang sekaligus
pembukaan jalan menuju Lewokoli, Koten, Kolontobo, Basira dan Tone. Itupun
mereka harus mengeluarkan uang sekitar Rp. 500.000 hanya untuk transportasi
ojek pergi pulang ke kota Larantuka. Belum ada transportasi umum masuk di
wilayah ini menyebabkan transportasi sangat mahal. Pada musim kemarau mereka
menghandalkan juga motor laut kecil dengan biaya yang sama menuju kota Reinha
Larantuka.
Gereja
telah membuka mata untuk wilayah ini dengan mempersiapkan pemekaran paroki Baru
di Koten Walang. Ini merupakan langkah awal yang bagus untuk mempersempit pelayanan pastoral dan pelayanan
administrasi parokial. Akankah ada pemekaran Kecamatan Baru di Koten? Masyarakat
sangat mengharapkan pemekaran Kecamatan di Koten demi pelayanan public sebagai
warga Negara dapat dimaksimalkan. Dengan demikian “KOTEN” layak menyandang nama
Koten (kepala) sesuai dengan namanya.