Oleh: Patrisius Dua witin,CP
Rasa-rasanya tidak elok kalau Hari Ulang Tahun berlalu tanpa sebuah catatan. Paulus dari Salib Pendiri Kongregasi Pasionis meninggalkan kenangannya yang indah dengan sejumlah catatan hariannya. Hal ini tentu menggelitik nuraniku untuk menggoreskan catatan ini. Apa untungnya membuat catatan ini? Bukankah hal ini akan berlalu dan mengalir begitu saja tanpa ada riak-riak euforia perayaan yang membuatmu seperti orang yang barusan fly setelah meneguk bubuk Narkoba? Tradisi Hari Ulang Tahun diketahui telah belangsung sejak zaman para dewa dan kemudian para raja mengadopsi perayaan ini dengan memamerkan kekayaan yang tak terhitung nilainya demi pesta yang dimaksud. Barangkali inilah yang menjadi jurang pemisah yang tak terjembatani antara pesta orang kaya dan orang susah. Meski demikian perayaan ini hampir tak terlewati walaupun sebatas ucapan selamat.
Sebelum ini, kami di Kotenwalang hampir setiap
hari ada bunyi musik Ulang Tahun yang sesungguhnya menghabiskan juga biaya
serta paling tidak meneguk Arak Koten
yang menjadi top branding di pasaran
lokal. Orang Koten tidak seperti dulu lagi. Mereka tidak lagi behura-hura hanya
karena Ulang Tahun. Hal ini hanya menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga tanpa
ada penyeimbang pengeluaran.
Hari ini 11 September
2024, saya berulang tahun dan baru
terasa yang bahwa saya berulang tahun. Saya tak pernah memperhatikan
hal-hal semacam ini. Sesungguhnya teman-teman di media sosial menyadarkan saya
bahwa saya memang berulang tahun. Ternyata ucapan selamat mengalir dengan deras
hampir tak ada waktu untuk menjawab semua ucapan itu. Tapi begitulah, bahwa
Pastor adalah seorang Public Figure. Saya akhirnya menyadari bahwa apakah saya
lebih mementingkan public atau memelihara figure. Apapun derasnya ucapan tetapi
saya harus berusaha untuk menjawab semua
ucapan mulai dari yang terbesar sampai pada yang terkecil. Saya harus
menghargai mereka yang telah meluangkan waktu, mengeluarkan dana pulsa untuk
mengucapkan selamat. Menyapa secara
pribadi akan sangat menyentuh secara
personal, dari hati ke hati, bahkan membangun persaudaraan yang paling
akrab meskipun belum pernah bertemu.
Saya akhirnya harus
membuka Alkitab apakah ada kata-kata yang berhubungan dengan hari Ulang Tahun.
Ternyata ada 75 ayat Kitab Suci yang berbicara tentang Hari Ulang Tahun. Barangkali beberapa ayat
ditampilkan di sini untuk merenungkan peristiwa kelahiran.
Amsal 3 : 16 “Umur panjang ada
ditangan kanannya, ditangan kirinya kekayaan dan kehormatan.”
Mazmur 71 : 6-8 “Kepada Engkaulah
aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut
ibuku; Engkau selalu ku puji-puji. Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib,
karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat. Mulutku penuh dengan
puji-pujian kepadaMu dengan penghormatan kepadaMu sepanjang hari.”
Pengkhotbah 3 : 11“Ia membuat
segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekalan dalam hati
mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah
dari awal sampai akhir.”
Pengkotbah 11 : 8“Oleh sebab itu
jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi
hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala
sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.”
Hari Ulang Tahun ternyata di sana
Tuhan memberikan “titik hidup” untuk saya dan sejak itu saya hidup untuk
menghitung hari-hari hidup mulai dari detik, menit, jam, hari, bulan, dan
tahun. Hari-hari hidup diisi dengan lakon-lakon yang dipertontonkan kepada
public tentang siapakah saya. Bisa saja, waktu kecil mungkin saya hanya mengisi
hari-hari hidup dengan menangis sehingga orang orang mengatakan: waktu kecil
dia tukang menangis. Akhirnya saya menyadari bahwa seluruh rangkaian hidup
harus dianasir dengan lakon-lakon yang dipertontonkan kepada Tuhan dan kepada
public. Rekaman-rekaman lakon itu akan senantiasa tercopy dan terpampang secara pribadi dan secara public. Tak seorangpun mampu mendelete semua
lakon itu.
Akhirnya saya menyadari bahwa
sudah 55 tahun melakoni hari-hari hidup saya. Ini merupakan sebuah waktu yang panjang
bagi saya untuk mereff Kembali lakon-lakon itu. Hidup ini memang istimewah yang
diberikan Tuhan dan harus bersyukur kepada Yang memberikan hidup itu. Meskipun
hari-hari hidup lebih banyak susahnya tetapi justru dalam kesusahan ada kebahagiaan yang lebih mulia
daripada kebahagiaan yang terlihat secara kasat mata. Tuhan justru
menyembunyikan Mutiara di dalam kesusahan. Terkadang saya jatuh dan terus jatuh
dalam kesalahan tetapi ternyata Tuhan memanggil Kembali sebagai anak
kesayangan-Nya. Sudah 55 tahun berlalu, waktu terus berjalan, lakon hidup harus
dilanjutkan hanya aku berharap padaMu Tuhan agar Engkau membuat segala sesuatu
indah pada waktunya.